Jika Semua Membisu, Kepada Siapa Daerah dan Bangsa ini Bergantung? -->

Halaman

Jika Semua Membisu, Kepada Siapa Daerah dan Bangsa ini Bergantung?

RAKYATINFO.COM
, Januari 28, 2022 WIB
masukkan script iklan disini
Founder Sipil Institute Jakarta sekaligus Motivator Politik Indonesia, Ruslan Ismail Mage


RAKYATINFO, SOPPENG - "Kalau mayoritas rakyat membisu, mahasiswa memilih jalan sunyi, aktivis hanya mampu menggerutu, orang terdidik menjadi bagian dari propaganda politik, pihak kampus tidak turun gunung, dan pers atau media tengkurap, lalu kepada siapa nasib daerah dan bangsa ini bergantung??"
 
Quotes di atas merupakan milik Ruslan Ismail Mage, Founder Sipil Institute Jakarta sekaligus Motivator Politik Indonesia.

Kalimat penuh makna tersebut lahir dari kegelisahan Ruslan yang selama lima tahun terakhir ini melihat perkembangan demokrasi bangsa yang cenderung semakin bergeser dari nilai-niai dasar demokrasi.

Demokrasi harusnya mengedepankan keadilan, kejujuran, dan kebenaran dalam pengelolaan bangsa.
 
Bagi Ruslan, pernyataan Robert A. Dahll yang mengatakan, “Warga negara yang diam merupakan warga yang sempurna bagi penguasa otoriter, dan menjadi bencana bagi demokrasi” selalu mengusik dan menghentak jiwanya.

"Benar hidup adalah pilihan, diam membisu atau bersuara dengan data dan fakta. Sebagai akademisi ilmu politik dan putra asli Soppeng, saya tidak memilih diam, tetapi memilih terus bersuara melalui tulisan dan buku-buku karya," ujar Ruslan, Jumat (28/1/2022).
 
Terlebih pendiri Pena Anak Indonesia (PAI) ini meyakini jika politik itu adalah “Pertarungan gagasan”. Karenanya  Ruslan memilih memberi kontribusi gagasan atau pikiran kepada pembangunan demokrasi bangsa. 

"Tentu ada setuju dan tidak setuju gagasan atau pikiran saya, tetapi itulah demokrasi sesungguhnya. Pendapat boleh berbeda, sikap, status, cita-cita, bahasa, suku, dan agama sekali pun boleh berbeda, tetapi tetap satu Indonesia yang selamanya membutuhkan gagasan pencerahan dari warganya," jelasnya lewat sambungan telepon.

"Ketika hampir semua media konvensional tengkurap, media online menjadi harapan satu-satunya rakyat untuk menyuarakan kebenaran. Kalau semuanya diam tengkurap, lalu kepada siapa nasib daerah dan bangsa ini bergantung?," tambah Ruslan. (rim/id)

Komentar

Tampilkan

Terkini